Sebagian besar situs web modern menyimpan data di database, dan karena kueri basis data relatif lambat, sebagian besar situs juga memelihara server cache, yang mencantumkan hasil kueri umum untuk akses lebih cepat. Pusat data untuk layanan web utama seperti Google atau Facebook mungkin memiliki 1.000 server yang didedikasikan hanya untuk caching.
Server cache umumnya menggunakan random access memory (RAM) yang cepat tapi mahal dan haus kekuasaan. Minggu ini, di Konferensi Internasional mengenai Database Sangat Besar, periset dari MIT's Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory (CSAIL) mempresentasikan sistem baru untuk caching data center, alih-alih menggunakan memori flash, jenis memori yang digunakan pada sebagian besar smartphone.
Memori per gigabyte, flash mengkonsumsi sekitar 5 persen energi sebanyak RAM dan harganya sekitar sepersepuluh. Ini juga memiliki sekitar 100 kali kepadatan penyimpanan, yang berarti bahwa lebih banyak data dapat dijejalkan ke dalam ruang yang lebih kecil. Selain mengurangi biaya dan mengurangi daya, sistem caching flash dapat secara dramatis mengurangi jumlah server cache yang dibutuhkan oleh pusat data.