Sayangnya, karena posisinya saat ini masih sangat jauh dari planet kita, pengamatan langsung baru bisa dilakukan pada tahun 2028, saat YR4 kembali mendekat ke orbit dalam perjalanannya mengelilingi Matahari.
YR4 dan Apophis: Ancaman Terdeteksi, Tapi Dikelola
Selain YR4, ada juga asteroid lain yang sebelumnya mengundang kekhawatiran serius, yaitu Apophis. Asteroid ini sempat dianggap sebagai ancaman nyata bagi Bumi dan bahkan menginspirasi sejumlah skenario film bertema kiamat. Namun kini, ancaman dari keduanya telah dikesampingkan. Walau begitu, para astronom masih tertarik mempelajarinya lebih lanjut untuk mengembangkan strategi pertahanan planet di masa depan.
Langkah NASA dan ESA: Mitigasi Bukan Sekadar Teori
Untuk memperkuat kesiapan menghadapi potensi tabrakan asteroid, NASA bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) dalam merancang berbagai misi pengamatan. Salah satu rencana besarnya adalah mengirimkan wahana tanpa awak ke asteroid Apophis untuk memetakan permukaannya secara detail. Penelitian ini dinilai krusial untuk memahami struktur internal asteroid, yang akan menentukan metode terbaik jika diperlukan intervensi.
Namun, rencana ini masih belum sepenuhnya aman dari hambatan, terutama masalah anggaran yang sempat terancam oleh kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump, yang dikenal memangkas dana eksplorasi luar angkasa.
Misi DART: Simulasi Nyata Menghadapi Bencana Langit
Langkah paling konkret dalam menghadapi ancaman asteroid sejauh ini adalah misi DART (Double Asteroid Redirection Test) yang diluncurkan NASA pada tahun 2022. Dalam misi tersebut, sebuah wahana dikirim untuk secara sengaja menabrak asteroid kecil guna mengubah arah lajunya. Eksperimen ini berhasil, dan dianggap sebagai tonggak penting dalam pertahanan planet.