Laporan dari South China Morning Post menyebutkan bahwa keputusan ini diambil setelah Apple mencatat penurunan signifikan dalam pengiriman iPhone di China, yakni sebesar 1,9% pada tahun 2025. Penurunan ini dikaitkan dengan persaingan sengit dari merek-merek lokal seperti Huawei, serta pelambatan ekonomi yang tengah berlangsung di negara tersebut.
Apple Hadapi Tantangan Berat di Pasar China
Berdasarkan data dari firma riset pasar IDC, Apple menjadi satu-satunya perusahaan dalam daftar lima besar vendor smartphone di China yang mencatatkan penurunan pengiriman pada kuartal pertama 2025, yakni sebesar 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, merek lokal seperti Xiaomi dan Huawei menunjukkan pertumbuhan yang signifikan—Xiaomi naik 39,9% dan Huawei meningkat 10%.
Menurut Will Wong, analis dari IDC, salah satu alasan utama mengapa Apple tertinggal adalah karena struktur harga iPhone yang premium, yang tidak sesuai dengan batas maksimal subsidi pemerintah sebesar 6.000 yuan. Sebagian besar model iPhone tidak memenuhi kriteria ini, terutama versi Pro dan Pro Max, yang dibanderol di atas batas subsidi.
Sebaliknya, merek-merek lokal seperti Xiaomi justru diuntungkan karena harga produknya sejalan dengan kriteria subsidi, dan sesuai dengan kebutuhan pasar yang sensitif terhadap harga. Hal ini menjelaskan lonjakan besar dalam pengiriman perangkat dari vendor lokal tersebut.
Subsidi Nasional: Strategi Pemerintah Dorong Konsumsi
Skema subsidi ini merupakan bagian dari program nasional China yang diluncurkan pada awal tahun 2025, bertujuan untuk mendorong konsumsi domestik. Pemerintah memberikan subsidi hingga 15% dari harga pembelian untuk produk seperti smartphone, tablet, dan smartwatch yang dijual di bawah 6.000 yuan. Batas maksimal subsidi adalah 500 yuan per unit.