“Guru tetap tak tergantikan dalam hal membentuk karakter, memberi arahan emosional, dan membangun interaksi sosial. AI hanya alat bantu,” ujar Dr. Maya Arum dari Pusat Teknologi Pendidikan Kemendikbudristek.
Namun, tantangan utamanya adalah kesiapan para guru sendiri dalam memahami dan memanfaatkan teknologi ini.
Kesenjangan Digital dan Pelatihan yang Minim
Sayangnya, tidak semua sekolah dan guru memiliki akses yang sama terhadap teknologi maupun pelatihan. Di banyak daerah, fasilitas minim dan pelatihan digital untuk guru masih terbatas.
“Kalau tidak dibarengi pelatihan masif, yang terjadi adalah kesenjangan baru—antara guru yang tech-savvy dan yang belum siap,” tambah Dr. Maya.
Potensi AI untuk Pendidikan Inklusif
Di sisi lain, AI juga membuka peluang besar untuk pendidikan inklusif. Siswa berkebutuhan khusus bisa mendapatkan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi mereka secara otomatis. Bahkan, alat bantu suara dan teks bisa membantu siswa dengan gangguan penglihatan atau pendengaran.