BlackBerry pernah menjadi simbol status dan kekuatan dalam dunia teknologi, terutama di awal 2000-an. Namun, kejayaannya runtuh secara drastis, dan salah satu penyebab utamanya adalah keputusan serta keyakinan keliru dari para pemimpinnya sendiri. Perusahaan yang dahulu bernama Research In Motion (RIM) ini dipimpin oleh dua pendirinya, Mike Lazaridis dan Jim Balsillie, yang ternyata terlalu percaya diri dan sering kali salah membaca arah perkembangan pasar ponsel.
Alih-alih beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan inovasi, para eksekutif puncak RIM justru membuat serangkaian pernyataan dan keputusan yang terkesan meremehkan para pesaing baru. Kesombongan mereka dalam menghadapi munculnya teknologi baru seperti iPhone dan sistem operasi Android pada akhirnya menjadi bumerang yang mempercepat keruntuhan BlackBerry.
Berikut ini adalah empat pernyataan keliru dari bos BlackBerry yang menjadi faktor penting kegagalan perusahaan, sebagaimana dilansir dari detikINET:
1. Menganggap iPhone Bukan Ancaman Serius
Pada saat peluncuran iPhone generasi pertama, Jim Balsillie menyatakan bahwa perangkat tersebut, meskipun terlihat canggih, akan menyulitkan penggunanya. Ia menganggap layar sentuh bukanlah solusi yang efisien dan akan menjadi kendala tersendiri. “Itulah kesulitan yang nyata,” kata Balsillie ketika itu.
Ia juga menegaskan bahwa kehadiran iPhone tidak akan mempengaruhi dominasi BlackBerry di pasar. "Kita akan baik-baik saja," ujarnya dengan yakin.
Namun kenyataan membuktikan sebaliknya. iPhone justru menjadi game changer di industri smartphone global. Desainnya yang elegan, layar sentuh yang responsif, serta ekosistem aplikasinya yang kaya, menjadikan iPhone sebagai pilihan utama konsumen. Tidak hanya itu, iPhone juga mengubah ekspektasi masyarakat terhadap sebuah smartphone. Sementara itu, BlackBerry gagal mengantisipasi tren ini dan lambat berinovasi.