2. Yakin BBM Akan Tetap Mendominasi
Mike Lazaridis memiliki keyakinan bahwa layanan pesan instan andalan mereka, BlackBerry Messenger (BBM), akan tetap digemari meskipun digunakan di platform lain seperti Android dan iPhone. Ketika BBM akhirnya dilepas dari eksklusivitas BlackBerry pada tahun 2013, Lazaridis mengatakan, “BBM adalah pengalaman komunikasi nirkabel dan layanan media sosial yang paling menarik, jauh lebih menarik dibandingkan pesaing.”
Namun kenyataannya, BBM tidak mampu bertahan di tengah gempuran WhatsApp, iMessage, dan aplikasi pesan instan lainnya. Alih-alih berkembang, BBM justru ditinggalkan pengguna. Tidak banyak yang tertarik menggunakan BBM di luar perangkat BlackBerry. Kurangnya inovasi serta keterlambatan masuk ke platform lain membuat BBM kehilangan momentum. Akhirnya, BBM resmi dihentikan karena tidak lagi memiliki basis pengguna yang kuat.
3. Terlalu Percaya Diri pada Keyboard Fisik
Salah satu ciri khas BlackBerry yang sangat disukai pengguna adalah keyboard fisiknya yang nyaman dan presisi. Namun, di saat dunia mulai beralih ke keyboard virtual yang menyatu dengan layar sentuh, para petinggi BlackBerry tetap bersikukuh mempertahankan desain klasik mereka.
Jim Balsillie sempat menyatakan, “Tidak semua orang bisa mengetik di atas kaca. Setiap laptop dan hampir semua ponsel saat itu punya keyboard fisik. Saya pikir desain kami adalah keuntungan besar.”
Pernyataan ini menunjukkan keengganan perusahaan untuk berinovasi. Meskipun awalnya keyboard fisik menjadi daya tarik, dunia akhirnya beradaptasi dengan teknologi layar sentuh dan keyboard virtual. BlackBerry terlambat menyadari bahwa tren sudah berubah, dan perangkat dengan keyboard fisik mulai ditinggalkan. Mereka gagal mengikuti arus besar perubahan, dan itu menjadi salah satu faktor yang mempercepat keruntuhan merek ini.