Di sisi lain, pekerjaan yang lebih bergantung pada kreativitas, interaksi manusia, dan pengambilan keputusan strategis masih cukup aman dari dampak langsung AI. Profesi di bidang seni, riset, dan pengembangan, serta sektor-sektor yang membutuhkan pemikiran kritis dan empati masih sulit digantikan oleh mesin.
Dampak AI: Ancaman atau Transformasi Dunia Kerja?
Meskipun banyak pihak khawatir terhadap kemungkinan kehilangan pekerjaan akibat AI, beberapa ahli justru melihatnya sebagai peluang untuk mentransformasi dunia kerja. AI tidak selalu berarti menggantikan manusia secara total, melainkan membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam berbagai aspek pekerjaan.
Menurut Noetzel, AI akan membawa perubahan besar, tetapi bukan berarti seluruh pekerjaan akan menghilang. Sebaliknya, AI akan menciptakan jenis pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Transformasi ini bisa mencakup peran-peran baru dalam pengelolaan AI, pemantauan sistem otomatis, serta pengembangan teknologi yang lebih canggih di masa depan.
Dalam konteks industri perbankan, misalnya, penggunaan AI diharapkan mampu mengurangi biaya operasional secara signifikan. Laporan Bloomberg Intelligence menyebutkan bahwa dengan meningkatnya efisiensi yang dihasilkan oleh AI, laba sebelum pajak pada tahun 2027 diprediksi meningkat hingga 12-17% dibandingkan kondisi saat ini.
AI Meningkatkan Produktivitas, Bukan Sekadar Menggantikan Pekerjaan
Selain memicu PHK, AI juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan. Berdasarkan survei yang sama, empat dari lima responden percaya bahwa AI akan meningkatkan efisiensi dan pendapatan perusahaan. Bahkan, peningkatan ini diperkirakan mencapai 5% dalam kurun waktu tiga hingga lima tahun ke depan.