Selain Betrand Peto, imbas dari tudingan tersebut juga turut dirasakan oleh kedua anak Sarwendah dan Ruben Onsu. Selain itu, Sarwendah juga menyampaikan bahwa keputusannya untuk diam selama ini tidak mampu menghentikan serangan hujatan terhadap dirinya, bahkan membuat haters semakin menggiring opini miring terhadap dirinya. Sarwendah menegaskan bahwa tidak ada hubungan spesial antara dirinya dengan Betrand Peto dan bahwa hubungan keduanya hanya sebatas ibu dan anak angkat.
Sarwendah juga menegaskan bahwa jika para haters yang telah memfitnahnya tidak segera meminta maaf dan menghapus segala tuduhan yang telah mereka sampaikan, maka Sarwendah siap untuk membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Tidak hanya itu, Sarwendah juga memastikan bahwa segala bentuk fitnah dan pencemaran nama baik tersebut harus segera dihapus dalam waktu yang telah ditentukan, jika tidak, ia akan menggunakan hak yang dimilikinya sebagai warga negara untuk mengambil langkah hukum dengan mengajukan laporan pidana melalui kepolisian RI.
Kisah Betrand Peto dan Sarwendah juga memberikan pelajaran bagi masyarakat tentang pentingnya memperlakukan isu sensitif dengan bijak. Hal ini juga menjadi contoh bagaimana media sosial dapat menjadi sarana yang digunakan untuk menyebarkan kebencian dan fitnah. Oleh karena itu, pengguna media sosial dihimbau untuk lebih bijak dalam menggunakan platform tersebut, serta tidak menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya. Menyebarluaskan informasi bohong atau fitnah hanyalah merugikan semua pihak yang terlibat, dan berdampak buruk bagi keadaan mental korban serta keluarganya. Menjaga etika dalam menyebarkan informasi juga merupakan bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap sesama.