Di tengah hiruk-pikuk media sosial, sejumlah penggemar BTS yang merasa tidak terima terhadap tindakan wanita itu segera membuat pengaduan melalui sistem petisi nasional e-People. Petisi tersebut mengundang perhatian dan dorongan bagi polisi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menyelidiki kejadian yang dianggap melanggar batasan privasi seseorang, terutama yang berasal dari kalangan publik figur.
Berkat kerjasama antara Polisi Korea Selatan dengan Interpol Jepang, pihak berwenang berhasil mengidentifikasi dan melacak keberadaan wanita tersebut. Meskipun polisi sudah mengajukan permintaan untuk kehadirannya dalam proses interogasi, wanita itu hingga saat ini belum menunjukkan itikad baik untuk memenuhi permintaan tersebut.
Proses hukum masih berlangsung, dan pihak kepolisian mempertimbangkan untuk menanyakan kepada Jin sebagai korban jika diperlukan, meskipun saat ini Jin masih dalam proses pemulihan dari kewajiban militernya dan kesibukan karirnya.
Tindakan wanita tersebut telah memicu banyak diskusi terkait fanatisme yang berlebihan di kalangan penggemar K-pop. Dengan banyaknya kasus serupa yang terjadi di industri musik, situasi ini menyoroti pentingnya batasan antara penggemar dan idola mereka. Kecenderungan untuk menunjukkan kasih sayang serta pengagungan sering kali melampaui batas, dan insiden seperti ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya menghargai privasi individu.
Kejadian ini juga mengundang perhatian media internasional, dengan berbagai outlet berita mencatat bagaimana reaksi publik di Korea Selatan terhadap tindakan tersebut. Dalam budaya yang sangat menjunjung tinggi norma kesopanan dan privasi, tindakan yang dilakukan wanita itu adalah sesuatu yang sangat tidak diterima.