Tampang.com – Di tengah masa promonya, film musikal anak Naura & Genk Juara mendapatkan respons negatif. Film arahan sutradara Eugene Panji itu dituduh melecehkan agama. Tuduhan tersebut merujuk pada adegan saat salah seorang penjahat mengucapkan lafal istighfar dan meneriakkan takbir. Juga, saat salah satu di antara mereka keliru mengucapkan doa.
Tudingan itu berawal dari unggahan status Facebook seorang netizen. Disebutkan bahwa adegan tersebut membuat anaknya menanyakan apakah benar bahwa umat agama tertentu berperangai buruk. Tak disangka, status itu jadi viral.
Menyikapi hal tersebut, Konsorsium Kreatif sebagai studio yang memproduksi dan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) buka suara. Keduanya sepakat isu pelecehan agama hanyalah dampak dari status yang dilebih-lebihkan. ”Kami dari rumah produksi sama sekali tidak punya intensi untuk menghina agama tertentu,” ujar produser Handoko Hendroyono di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta Selatan (23/11).
Menurut dia, motivasi utama dari film itu adalah memberikan hiburan berkualitas untuk anak. Setiap detail ceritanya disusun berdasar kebutuhan anak sekarang. Mulai lagu, jalan cerita, musik, hingga value yang ditanamkan.
Semua direncanakan dengan baik. ”Mengenai dialog tokoh penjahat, itu juga muncul secara natural tanpa kesengajaan tertentu,” tegas Handoko.
Produser Filosofi Kopi (2015) itu menekankan bahwa Naura & Genk Juara mengangkat nilai kebersamaan dan persahabatan yang sangat dibutuhkan anak-anak. ”Niat kami sudah baik dan kami ingin penonton juga mendapatkan pesan positif,” tutur Handoko.
Dia menambahkan, isu penghinaan agama muncul lantaran kecenderungan masyarakat yang mudah termakan opini walaupun belum menonton filmnya. Ketua Umum LPAI Seto Mulyadi pun memberikan tanggapan terkait dengan film yang dibintangi penyanyi Adyla Rafa Naura Ayu alias Naura itu.