Pada masa Dinasti Ming, misalnya, banyak pejabat Muslim yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan Tiongkok. Mereka tidak hanya berperan dalam administrasi, tetapi juga dalam memperkuat hubungan antaragama melalui dialog dan kerjasama.
Di era modern, dialog antaragama ini terus berkembang melalui berbagai forum dan inisiatif. Banyak organisasi di Tiongkok dan negara-negara lainnya yang mengadakan dialog antaragama untuk memperkuat perdamaian dan kerjasama antarumat beragama. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan, dialog yang konstruktif dapat membantu menciptakan harmoni dalam masyarakat multikultural.
Dialog antara Konghucu dan Islam dalam perspektif sejarah menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan, kedua agama ini memiliki potensi untuk saling memahami dan bekerja sama dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Melalui dialog yang didasarkan pada penghargaan dan pemahaman terhadap nilai-nilai moral dan etika masing-masing, Konghucu dan Islam dapat memberikan kontribusi positif dalam membangun perdamaian dan harmoni antarumat beragama.