Kabar mengenai telepon yang dilakukan oleh Imam Jamaah Aolia kepada Gusti Allah pada perayaan Lebaran 5 April beberapa waktu lalu telah menimbulkan kegemparan di masyarakat. Telepon tersebut dianggap sebagai tindakan yang tidak lazim dan menuai pro dan kontra di kalangan umat. Imam Jamaah Aolia pun memberikan klarifikasi terkait hal tersebut, menegaskan bahwa itu hanyalah istilah dan meminta maaf kepada semua pihak yang merasa terganggu dengan kejadian tersebut.
Dalam klarifikasi yang disampaikan, Imam Jamaah Aolia menegaskan bahwa telepon kepada Gusti Allah pada Lebaran 5 April tidak dilakukan secara harafiah, melainkan sebagai simbolik dalam rangkaian perayaan. Hal tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menyampaikan ucapan syukur dan doa kepada Gusti Allah dalam suasana perayaan yang penuh kebahagiaan.
Dalam keterangan resminya, Imam Jamaah Aolia menjelaskan bahwa telepon tersebut merupakan bagian dari kepercayaan nenek moyang yang dilakukan secara simbolik untuk mengungkapkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Gusti Allah. Pihaknya juga menegaskan bahwa tindakan tersebut bukanlah suatu bentuk penyimpangan dari ajaran agama, melainkan hanya sebagai ungkapan simbolik yang telah dilakukan secara turun temurun oleh Jamaah Aolia.