Dari segi sosial, meninggalkan shalat dapat mengisolasi seseorang dari komunitasnya. Shalat berjamaah adalah salah satu cara umat Islam untuk bersilaturahmi dan mempererat hubungan. Ketika seseorang aktif dalam menjalankan shalat, ia akan lebih mudah berinteraksi dengan sesama Muslim lainnya, termasuk menghadiri majelis dan kegiatan keagamaan lainnya. Namun, ketika seseorang meninggalkan shalat, ia juga cenderung menjauh dari lingkungan sosial yang positif dan menguntungkan.
Meninggalkan shalat juga memiliki dampak psikologis. Seseorang yang rutin meninggalkan kewajiban shalat cenderung merasa cemas dan tidak tenang. Hal ini disebabkan karena perasaan bersalah atas tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama. Cemas dan stres dapat meningkat seiring waktu, terutama jika seseorang merasa bahwa dirinya telah jauh dari jalan yang benar. Dalam banyak kasus, seseorang yang meninggalkan shalat mungkin juga mengalami kesulitan dalam mengelola emosinya, sehingga berpotensi menyebabkan masalah dalam hubungan pribadi dan profesional.
Dari sudut pandang kesehatan, ritual shalat juga memiliki manfaat fisik. Meninggalkan shalat berarti seseorang kehilangan kesempatan untuk melakukan gerakan fisik yang bermanfaat bagi tubuh. Dalam shalat, terdapat gerakan seperti rukuk dan sujud yang mampu meregangkan otot dan menjaga kesehatan tubuh. Jika seseorang meninggalkan shalat, ia juga mungkin kurang aktif secara fisik, yang berpotensi berdampak buruk bagi kesehatan fisiknya.