Tampang

Strategi Baru! Indonesia-Turki Sepakat Tingkatkan Keamanan dan Produksi Pertahanan

14 Feb 2025 13:14 wib. 60
0 0
Strategi Baru! Indonesia-Turki Sepakat Tingkatkan Keamanan dan Produksi Pertahanan
Sumber foto: Google

Indonesia dan Turki semakin memperkokoh kerja sama strategis di sektor pertahanan dan keamanan. Melalui kesepakatan yang baru diumumkan, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kolaborasi di bidang intelijen, serta memperkuat upaya bersama dalam pemberantasan terorisme. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu, 12 Februari 2025, di Istana Kepresidenan Bogor, oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Kesepakatan ini menjadi tonggak penting dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki, yang telah lama memiliki ikatan kuat di berbagai bidang. Dalam pernyataan bersama, Prabowo dan Erdogan menyatakan komitmennya untuk memperdalam kerja sama pertahanan kedua negara, dengan fokus utama pada pertukaran informasi intelijen dan penguatan kapasitas pertahanan dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks, seperti terorisme dan kejahatan lintas negara.

“Keamanan adalah prioritas utama bagi Indonesia dan Turki. Kami sepakat untuk memperkuat pertukaran intelijen, serta berkolaborasi lebih erat dalam pemberantasan terorisme yang menjadi ancaman global,” ujar Presiden Prabowo Subianto dalam konferensi pers tersebut.

Selain itu, Indonesia dan Turki juga sepakat untuk meningkatkan produksi bersama di sektor pertahanan. Kedua negara berencana mengembangkan industri pertahanan mereka dengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya yang ada. Dalam jangka panjang, langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada negara-negara luar dalam hal kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Efek Samping Salah Pijat
0 Suka, 0 Komentar, 13 Apr 2018

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?