Tampang

Siapa yang Kebakaran Jenggot, Ridwan Kamil atau PPS UIN Sunan Gunung Djati?

14 Sep 2017 11:50 wib. 2.888
0 0
Siapa yang Kebakaran Jenggot, Ridwan Kamil atau PPS UIN Sunan Gunung Djati?

"Kenapa harus mempertanyakan dan agak seperti kebakaran jenggot saat popularitasnya turun? Memangnya, orang lain gak boleh populer? hanya beliau yang bisa populer?," ujar Asep Saeful Muhtadi yang mewakili Tim Survei Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati (PPS UIN SGD) kepada Republika.co.id.

Republika.co.id pun menulis, "Asep menjelaskan, popularitas ditentukan oleh banyak hal. Salah satunya, karena responden yang disurvei orangnya berbeda. Bahkan, responden survei bisa berbeda 50 persen. Selain itu, ia mengatakan popularitas seseorang di pengaruh juga oleh calon yang lain. Saat ada calon yang popularitasnya naik, pasti di sisi lain ada calon yang popularitasnya turun".

"Satu sama lain akan mempengaruhi kan harus 100 persen," tegas Asep masih dari link yang sama.

Apa ada yang aneh dengan penjelasan panjang kali lebar yang disampaikan Tim Survei PPS UIN SGD lewat perwakilannya itu?

Sebelum membuka Republika.co.id, saya lebih dulu membuka KOMPAS.COM. Saya klik sana-sini untuk melengkapi data sebelum menulis artikel "Pilgub Jabar 2018: Seperti Yance, Dedi Mulyadi Bakal Kalah"

KOMPAS.COM menulis, "Dengan sampel 5.000 warga Jawa Barat yang sudah memiliki hak pilih, pada survei kedua, tingkat popularitas Deddy Mizwar berada pada ranking pertama menggeser Ridwan Kamil menjadi posisi kedua.

"Popularitas Deddy Mizwar meningkat dari 18,65 persen pada survei pertama, survei kedua menjadi 19,71 persen. Sedangkan Ridwan Kamil menurun dari 24,28 persen pada survei pertama menjadi 18,49 persen pada survei kedua," jelas Salim.

Pun ketiga bakal calon lainnya mengalami pergeseran. Popularitas Dede Yusuf meningkat dari 15,68 persen menjadi 17,41 persen, Iwa Karniwa meningkat dari 8,99 persen menjadi 13,88 persen, dan Dedi Mulyadi naik dari 10,70 persen menjadi 11,60 persen" (copas langsung dari KOMPAS.COM).

Beda dengan Republika.co.id, KOMPAS.COM memperoleh rilis survei tersebut dari Direktur PPS UIN SGD, Agus Salim Mansyur pada 4 Juli 2017.

Dan, menurut KOMPAS.COM, survei dilakukan oleh PPS UIN SGD merupakan hasil survei kali keduanya terhadap bakal calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat periode 2018-2023. Survei digelar dalam jangka waktu 22 Mei-4 Juni 2017.

Saat membaca KOMPAS.COM, saya mencium keanehan pada angka tingkat popularitas semua bakal calon Gubernur Jabar. Bagaimana mungkin tingkat popularitas semua balon di bawah 20%. Bahkan, popularitas Deddy Mizwar hanya 19,71%. Dan, Dede Yusuf hanya 17,41%.

Begitu menggulung laman KOMPAS.COM, di situ tertulis, "Pada survei pertama, tingkat elektabilitas Ridwan Kamil melejit 55,11 persen, tetapi pada survei kedua menurun menjadi 40,40 persen. Sedangkan elektabilitas Deddy Mizwar meningkat dari 16,30 persen menjadi 22,38 persen pada survei kedua.

Dede Yusuf dari 11,68 persen meningkat menjadi 12,57 persen. Iwa Karniwa melejit dari 2,55 persen menjadi 10,44 persen. Sedangkan elektabilitas Dedi Mulyadi meningkat dari 6,17 persen menjadi 10,08 persen pada survei kedua."

Tingkat elektabilitas Ridwan Kamil 40,40%. Sementara Deddy Mizwar 22,38%.

Bagaimana mungkin elektabilitas kedua balon tersebut di atas tingkat popularitasnya?

Dan, kalau tingkat elektabilitas seluruh balon itu dijumlahkan hasilnya di atas 100%.

Bagaimana bisa?

Jangan-jangan KOMPAS.COM coba-coba main plintir hasil survei seperti yang pernah dilakukan oleh Metrotvnews.com (Seperti yang saya tulis di SINI)?

Setelah klik sana-sini, termasuk dari Detik.com. Ternyata, isinya sama seperti yang dipublikasikan KOMPAS.COM.

<123>

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.