Tampang.com - Seperti kita ketahui bersama, bahwa tahun 2018 ini adalah tahun pesta rakyat Indonesia untuk memilih wakil – waki rakyat yang sesuai keinginan rakyat dan mewakili aspirasi rakyat selama 5 tahun kedepan. Bukan hanya wakil rakyat saja tahun 2018 ini juga tahun untuk memilih pemimpin yang banyak memenangkan hati rakyat.
Ramainya beragam poster dan Famplet dari tiap calon anggota dewan dari berbagai partai politik yang dipasang di jalan membuat pesta rakyat semakin ramai dan mungkin membuat orang semakin bingung untuk memilih.
Remaja sebagai generasi milenial yang mempunyai hak pilih baik di Pileg 2019 maupun Pilpres 2019 mempunyai hak suara yang cukup besar yang menjadi "target" lumbung suara yang ingin diraih baik oleh calon-calon wakil rakyat maupun calon presiden. Namun tidak sedikit dari kalangan generasi milenial ini yang kurang peduli terhadapperhelatan pesta demokrasi ini, mereka cenderung lebih sibuk bermain gadgetnya masing-masing.
Ada beberapa remaja yang di tanya soal politik, mereka ada yang menjawab dengan asal ada juga yang menjawab serius.
Kenapa mereka seperti lebih cenderung masa bodoh dan cuek?
Memang seperti yang kita ketahui bersama, para remaja kurang memiliki minat untuk berkomentar atau memberikan pendapat pada dunia politik. Bahkan dari 10 remaja yang ikut memilih 9 mengatakan kalau dirinya hanya mengikuti apa yang diberitahukan oleh orang tua, tanpa mempunyai pendapat sendiri. Bahkan di Amerika 50% yang mempunyai hak memilih adalah remaja sedangkan yang datang untuk memilih pada pemilihan presiden saat itu Donald Trump hanya 20% remaja saja yang menggunakan hak pilihnya. Mereka mengatakan bahwa semua itu hanya untuk mereka yang sudah tua dan nggak penting buat mereka karena akan sama saja.