Di level “elit”, seperti Pilpres dan Pilgub DKI, sebenarnya, antara Demokrat dan PDIP sempat berencana berkoalisi dalam Pilgub DKI 2012.
Ketika itu, Demokrat yang dipimpin Anas Urbaningrum sudah menyetujui kader PDIP Adang Ruhyatna untuk mendampingi Fauzi Bowo. Tapi, hanya beberapa hari jelang batas akhir pendaftaran calon gubernur-wakil gubernur, PDIP menarik Adang dan mengajukan Joko Widodo sebagai cagub. Jokowi dipasangkan dengan kader Gerindra Dedi Mizwar.
Namun, hanya sehari jelang batas akhir, Gerindra mencoret Dedi dan menyodorkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Karuan saja Megawati dan Jokowi menolak Ahok. Tetapi, PDIP tidak memiliki pilihan lain kecuali menerima Ahok untuk dipasangkan dengan Jokowi.
Sampai sekarang alasan Gerindra memilih Ahok masih menjadi misteri. Apalagi ketika itu Ahok bukanlah kader Gerindra tetapi kader Golkar dan merupakan anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar.