Sebelum diberhentikan dari militer pada tahun 1998, Prabowo adalah seorang letnan jenderal bintang tiga. Setelah dipecat, Prabowo mencoba hidup sendiri di Yordania. Namun, sejak kembali ke Indonesia, dia membangun karier politik dan sipil yang signifikan dalam beberapa dekade.
Sebelum diangkat menjadi menteri pertahanan pada 2019, ia kalah dalam pencalonan presiden Widodo pada 2014 dan 2019. Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan antara Prabowo dan Widodo semakin kuat, terutama setelah putra Widodo, Gibran Rakabuming Raka, menjadi pasangan calon wakil presiden Prabowo.
Prabowo Subianto, mantan Jenderal Kopassus dan penculik aktivis pro-demokrasi pada era Orde Baru, telah lama menjadi figur kontroversial dalam politik Indonesia. Sejak kalah dalam kontroversi pemilihan presiden 2019, Prabowo Subianto memutuskan untuk bersekutu dengan pihak yang dulunya menjadi lawan politiknya, Joko Widodo, atau Jokowi. Menariknya, salah satu bentuk kerjasama antara kubu Prabowo dan Jokowi adalah melalui anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang terlibat dalam politik sebagai calon wali kota Surakarta.
Di balik kisah politik yang menyita perhatian, Prabowo Subianto juga memiliki daftar panjang pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang memikat perhatian publik. Salah satu catatan hitamnya adalah keterlibatannya dalam penculikan para aktivis, yang menyisakan luka yang dalam dalam catatan sejarah Indonesia.