Musik memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menyampaikan pesan, membangkitkan emosi, dan menggerakkan massa. Dalam konteks gerakan sosial, khususnya Black Lives Matter (BLM), lagu-lagu menjadi alat penting untuk menyuarakan ketidakadilan dan aspirasi akan keadilan rasial. Sejak didirikan pada tahun 2013, Black Lives Matter telah menjadi simbol perlawanan terhadap rasisme dan kekerasan terhadap orang kulit hitam. Dan di dalam gerakan ini, protes musik memainkan peran karakteristik yang sangat signifikan, menjadi bagian integral dari perjuangan.
Salah satu ciri khas dari gerakan BLM adalah penggunaan lagu-lagu yang spesifik untuk menyuarakan pengalaman dan perjuangan komunitas kulit hitam. Lagu-lagu tersebut bukan hanya merupakan hiburan, tetapi juga menyerukan kesadaran sosial dan keadilan. Misalnya, lagu-lagu dari artis seperti Kendrick Lamar, Janelle Monáe, dan Solange sering kali mengangkat tema-tema seperti rasisme, penindasan, dan perjuangan sehari-hari orang-orang kulit hitam di Amerika Serikat. Melalui lirik dan melodi yang kuat, mereka mengajak pendengar untuk merenungkan isu-isu yang mendalam dan sering kali menyakitkan.
Ketika protes demi protes berlangsung di seluruh Amerika dan bahkan dunia, banyak demonstran membawa musik sebagai bagian dari aksi mereka. Protes musik ini tidak hanya menciptakan suasana yang lebih hidup, tetapi juga memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Musik menjadi pengikat emosional, membantu para peserta merasakan solidaritas satu sama lain. Dalam banyak kasus, lagu-lagu BLM menjadi lagu perjuangan, menggantikan lagu-lagu patriotik atau populer lainnya.