Keputusan Nasdem ini juga dapat diartikan sebagai upaya untuk menghindari adanya konflik kepentingan. Dengan tidak memiliki posisi di dalam Kabinet, maka Nasdem dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh pemerintah tidak akan terpengaruh oleh kepentingan internal partai. Hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap independensi partai politik dalam menentukan sikap terhadap kebijakan pemerintah.
Selain itu, Nasdem juga ingin menegaskan bahwa mereka lebih fokus pada upaya menjaga keberlangsungan dan keberagaman partai politik di Indonesia. Dengan memilih untuk tidak masuk ke dalam Kabinet, Nasdem dapat memberikan kesempatan bagi partai-partai politik lain untuk turut serta dalam pembangunan negara melalui kontribusi positifnya di dalam Kabinet. Hal ini mencerminkan semangat kerja sama antar partai dalam mencapai kemajuan bersama bagi bangsa dan negara.
Sebagian masyarakat mungkin akan bertanya-tanya mengapa Nasdem memilih untuk tidak masuk ke dalam Kabinet, namun keputusan tersebut sebenarnya mengandung pesan yang lebih dalam. Nasdem ingin menunjukkan bahwa tidak selalu keikutsertaan dalam pemerintahan merupakan tujuan utama bagi sebuah partai politik. Lebih dari itu, memastikan bahwa pemikiran partai diterima oleh pemerintah ke depan merupakan hal yang jauh lebih penting.
Dalam menyikapi keputusan Nasdem ini, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk menghormati keputusan yang diambil oleh sebuah partai politik. Partai politik memiliki otonomi dalam merumuskan strategi dan kebijakan internalnya sesuai dengan visi dan misinya. Kedewasaan politik diperlukan dalam menghargai perbedaan pendapat dan pilihan yang diambil oleh setiap partai politik, guna memastikan terjaganya pluralisme dan demokrasi di Indonesia.