Selasa, 26 September 2017, Gatot Nurmantyo sudah menyampaikan laporan “intelijennya” mengenai rencana pembelian 5.000 pucuk senjata oleh institusi non-militer kepada Presiden Joko Widodo. Dengan begitu, “bola” kasus ini sudah ada di kaki Jokowi. Sekarang tinggal bagaimana Jokowi memainkannya.
Dan, permainan pun menjadi semakin menarik.
Gatot, seperti yang diakuinya, telah melakukan kesalahan karena telah menyampaikan, mungkin lebih tepatnya membocorkan, informasi yang katanya A1 itu kepada sejumlah purnawirawan perwira tinggi TNI yang menghadiri silahturahmi di Mabes TNI pada 22 September 2017. Gatot bersalah karena seharusnya informasi tersebut hanya diperuntukkan bagi Presiden RI.
Pertanyaannya, kenapa Gatot melakukan kesalahan yang seharusnya bisa dihindarinya? Kenapa setelah Menko Polhukam Wiranto membeberkan informasi yang berbeda dengannya, barulah Gatot melaporkannya kepada Presiden?