Tentu pertanyaan itu bukan muncul di benak saya saja. Kita semua punya kekhawatiran tentang perpolitikan di Indonesia. Di tengah rusaknya proses demokrasi, bobroknya penegakan hukum, dan maraknya pertunjukkan sirkus politik dinasti, kita sangat butuh sosok leader yang berani melawan meskipun dari tingkat Gubernur.
Kebetulan saja hari ini masih wajah Anies yang terbayang yang akan mampu melakukan perlawanan itu. Dan dikuatkan pula dengan adanya indikasi campur tangan istana dalam menggagalkan Anies maju menjadi Bakal Calon di Pilgub Jakarta 2024. Alias, anti tesis dari istana adalah Anies. Jika ingin melawan istana, maka dukunglah Anies. Sebab Rocky Gerung tidak tertarik melamar atau dilamar partai politik. Sementara Riziek Shihab sebaliknya, partai politik yang tidak tertarik. Pada pokoknya, sebagai masyarakat yang demokratis, harus ikut pemimpin dengan visi-misi yang harus sama.
Seperti disampaikan di paragraf awal, Partai Nasdem, PKB, dan PKS memutuskan mendukung Anies Rasyid Baswedan. Namun berita terbaru menunjukkan gelagat tidak mengenakkan dari Nasdem dan PKB. Ada potensi Nasdem dan PKB tidak mengusung Anies. Sebabnya bisa bermacam-macam. Yang dari semua macam itu, semuanya terhubung ke adanya indikasi pengaruh istana. Katakanlah sebabnya Nasdem dan PKB khawatir menterinya direshuffle, kadernya dicopot dari jabatan direktur dan komisaris BUMN, dan lain-lain. Maka akan berdampak pada penurunan kontribusi dan kas partai politik. Tentu semua pasti berhubungan dengan istana.