Tampang

Investigasi Allan Nairn Soal Kudeta Militer, Benarkah Bersumber dari Kalangan Intelijen?

2 Mei 2017 15:16 wib. 3.077
0 0
Investigasi Allan Nairn Soal Kudeta Militer, Benarkah Bersumber dari Kalangan Intelijen?

Masalahnya, bukan saja pada kebenaran laporan yang dipublikasikan oleh Nairn, tetapi juga pada klaim Nairn yang mengaku mendapat informasi dari komunitas intelijen dan “orang dalam” Istana.

Nairn mengaku ada tujuh staf intelijen/militer aktif dan pensiunan yang mengungkapkan bahwa SBY menyumbang untuk aksi protes FPI, tetapi menyalurkannya secara tidak langsung. Salah satu informan yang disebut dalam laporannya adalah Laksamana (Purn) Soleman B. Ponto—bukan pendukung gerakan makar—mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) dan penasihat aktif Badan Intelijen Negara (BIN). "SBY menyalurkan bantuannya lewat masjid dan sekolah," kata Soleman.

Menurut Soleman, hampir semua pensiunan tentara dan sebagian tokoh militer  mendukung tindakan SBY tersebut. Soleman mengaku mengetahui hal ini karena—selain keterlibatannya di dunia intelijen—jenderal-jenderal pro makar adalah rekan dan kawan-kawannya, banyak di antara mereka berhimpun dalam grup WhatsApp "The Old Soldier".

Masih menurut Soleman, para pendukung gerakan makar di kalangan militer menganggap Ahok cuma pintu masuk, gula-gula rasa agama buat menarik massa. 

"Sasaran mereka yang sebenarnya adalah Jokowi," katanya.

Soleman pun menjelaskan, militer tidak akan melancarkan serangan langsung militer ke Istana Negara, melainkan "kudeta lewat hukum", mirip-mirip kebangkitan rakyat yang menggulingkan Soeharto pada 1998. Hanya, kali ini publik tidak berada di pihak pemberontak—dan tentara nasional Indonesia, alih-alih melindungi Presiden, lebih senang ikut menggerogotinya.

"Makar ini bakal kelihatan seperti pertunjukan People Power," ujar Soleman. "Tetapi karena semuanya sudah ada yang mengongkosi, militer tinggal tidur," dan presiden sudah terjengkang saat mereka bangun.

Skenario lain: Aksi-aksi protes yang dipimpin FPI bakal menggelembung kelewat besar, membikin Jakarta dan kota-kota lain kacau-balau, lalu militer datang dan menguasai segalanya atas nama menyelamatkan negara.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?