Tampang.com | Media sosial bukan lagi sekadar tempat berbagi momen, tapi juga medan pertempuran opini yang memanas. Di balik semua itu, algoritma menjadi "penjaga gerbang" yang menentukan informasi apa yang tampil di linimasa pengguna.
Masalahnya, algoritma ini justru mempersempit perspektif pengguna, karena lebih sering menyajikan konten serupa dengan yang sudah pernah disukai atau dikomentari. Akibatnya, ruang diskusi publik berubah menjadi ruang gema yang memperkuat bias, bukan memperluas wawasan.
Kita Disuguhkan Apa yang Kita Ingin, Bukan yang Kita Butuh
Algoritma dirancang untuk memaksimalkan interaksi, bukan keakuratan atau keberagaman informasi. Ini membuat pengguna cenderung terus menerima informasi yang memperkuat keyakinan pribadi, dan menyingkirkan pandangan berbeda.