Tampang

Emha Ainun Nadjib: Seharusnya "Kita Pancasila" Bukan "Saya Pancasila"

3 Jun 2017 09:29 wib. 17.762
0 0
emha ainun najib

Orang Islam tidak harus dimusnahkan, asal ikut tidak percaya kepada Islam dan turut mengkicaukan narasi, retorika dan diplomasi itu. Kaum Muslimin tak disingkirkan, asalkan yang dianut adalah Islam-nya para penista Islam, bukan Islam menurut Maha Desainernya, yakni Allah swt. Bahkan narasi fobia Islam juga muncul dari dalam diri Ummat Islam sendiri: bagaimana supaya orang Islam mensekunderkan AlQur`an, dipisahkan cintanya kepada Kanjeng Nabi, dan diubah konteks hubungan cintanya dengan Allah.

Allah menyatakan “kalau memang kalian cinta kepada-Ku, maka ikutilah Muhammad kekasih-Ku”. Atau “barang siapa rindu untuk berjumpa dengan-Ku, maka beramal salehlah” – dimensi cinta dan rindu diurai dan disembunyikan ke ruang kosong. Kalau jadi Muslim, cukup “casing”nya saja, KTPnya saja, papan namanya saja, identitas formalnya saja. “Software”nya jangan dipakai, sebab merupakan pengalang utama bagi ketimpangan ekonomi, ketidak-adilan politik, ketidak-seimbangan sosial, serta kebersamaan kemanusiaan. Maka Islam harus diumumkan sebagai musuh Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, karena yang dibungkus oleh PS dan BTI adalah teknokrasi ketimpangan dan ketidak-seimbangan nasional dan internasional.

Tulisan ini adalah seri berikutnya lagi dari Tafakur Pancasila. Kalau kecenderungan perilaku nasional kita adalah “Talbis” (Iblis berkostum Malaikat), pasti muncul kaum yang juga pasti disebut anarkis intoleran yang cemas bahwa kali ini bukan hanya harta benda yang dikuasai, tapi juga harga diri, martabat, bahkan mungkin nyawa.

“Untunglah” selama puluhan tahun bangsa ini terlanjur dididik oleh konsep bahwa “Nusantara bukan Kukuruyuk”. Mereka meyakini “Indonesia bukan Jawa” atau “Indonesia bukan Islam”. Mereka belum mengenal pandangan sebaliknya: Indonesia itu ya Bugis ya Tolaki ya Madura ya Sasak dll. Indonesia itu ya Hindu ya Budha ya Kristen ya Katholik ya Islam ya Darmogandhul dan Gatoloco dan semuanya. Semua mereka adalah Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika itu mengutamakan penerimaan, bukan gagah menegakkan penolakan. Dari pihak manapun.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.