Tampang

Emha Ainun Nadjib: Seharusnya "Kita Pancasila" Bukan "Saya Pancasila"

3 Jun 2017 09:29 wib. 17.368
0 0
emha ainun najib

Jadi apa sebenarnya yang berlangsung? Pakai Bahasa sehari-hari saja deh. Semua ini hanya bagian otomatik dari alur stigma dan fobi internasional, yang kini juga sangat berlaku nasional: untuk “tidak menyukai Islam”. Pokoknya Islam itu buruk, kumuh, bodoh, radikal, teroris, intoleran, uncivilized, bukan pahlawan kemerdekaan, udik sejarah, tidak bisa move-on. Apapun saja narasi politik, retorika informasi dan diplomasi komunikasinya: ujungnya adalah Islam itu terkutuk dan harus disirnakan.

Orang Islam tidak harus dimusnahkan, asal ikut tidak percaya kepada Islam dan turut mengkicaukan narasi, retorika dan diplomasi itu. Kaum Muslimin tak disingkirkan, asalkan yang dianut adalah Islam-nya para penista Islam, bukan Islam menurut Maha Desainernya, yakni Allah swt. Bahkan narasi fobia Islam juga muncul dari dalam diri Ummat Islam sendiri: bagaimana supaya orang Islam mensekunderkan AlQur`an, dipisahkan cintanya kepada Kanjeng Nabi, dan diubah konteks hubungan cintanya dengan Allah.

Allah menyatakan “kalau memang kalian cinta kepada-Ku, maka ikutilah Muhammad kekasih-Ku”. Atau “barang siapa rindu untuk berjumpa dengan-Ku, maka beramal salehlah” – dimensi cinta dan rindu diurai dan disembunyikan ke ruang kosong. Kalau jadi Muslim, cukup “casing”nya saja, KTPnya saja, papan namanya saja, identitas formalnya saja. “Software”nya jangan dipakai, sebab merupakan pengalang utama bagi ketimpangan ekonomi, ketidak-adilan politik, ketidak-seimbangan sosial, serta kebersamaan kemanusiaan. Maka Islam harus diumumkan sebagai musuh Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, karena yang dibungkus oleh PS dan BTI adalah teknokrasi ketimpangan dan ketidak-seimbangan nasional dan internasional.

Tulisan ini adalah seri berikutnya lagi dari Tafakur Pancasila. Kalau kecenderungan perilaku nasional kita adalah “Talbis” (Iblis berkostum Malaikat), pasti muncul kaum yang juga pasti disebut anarkis intoleran yang cemas bahwa kali ini bukan hanya harta benda yang dikuasai, tapi juga harga diri, martabat, bahkan mungkin nyawa.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Tanda-tanda Anjing Merasa Stres
0 Suka, 0 Komentar, 22 Apr 2024

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?