Perubahan Sikap terhadap Imigrasi, Sebelumnya, Kanada dikenal sebagai negara yang ramah terhadap pendatang baru. Namun, pada 2022, hanya 27% warga Kanada yang merasa terlalu banyak imigran di negara mereka. Pada 2024, angka tersebut melonjak menjadi 58%.
Protes menentang imigrasi terjadi di berbagai kota, termasuk Ottawa, Vancouver, dan Calgary. Peter Kratzar, pendiri kelompok protes Cost of Living Canada, mengatakan bahwa isu ini sebelumnya dianggap tabu tetapi kini menjadi perhatian utama.
- Pengaruh pada Justin Trudeau
Justin Trudeau, yang dulunya dianggap sebagai "anak emas" politik Kanada, mengundurkan diri pada 6 Januari 2024. Meskipun imigrasi bukan penyebab utama pengunduran dirinya ia menyebut "pertarungan internal" sebagai alasan utama isu ini dianggap sebagai salah satu faktor yang memperburuk situasi.
Di bawah pemerintahan Trudeau, Kanada meningkatkan kuota imigrasi, termasuk untuk pelajar asing, pekerja sementara, dan imigran terampil, sebagai langkah untuk mendorong perekonomian pasca-pandemi. Akibatnya, populasi Kanada tumbuh dari 35 juta menjadi 40 juta dalam satu dekade, dengan imigrasi menyumbang sebagian besar pertumbuhan tersebut.
Namun, lonjakan ini memicu kekhawatiran publik, terutama terkait kemampuan Kanada menyediakan perumahan dan layanan lainnya.
- Kebangkitan Konservatif dan Dampak Trump
Setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS, isu imigrasi menjadi perhatian utama dalam politik Kanada. Pierre Poilievre, pemimpin Partai Konservatif, telah menyerukan pembatasan jumlah imigran hingga sebanding dengan jumlah rumah baru yang dibangun.
Trump, yang berjanji akan meningkatkan deportasi massal di AS, juga mengancam akan mengenakan tarif 25% pada barang Kanada kecuali keamanan perbatasan diperketat. Hal ini berpotensi memperburuk hubungan Kanada-AS dan memengaruhi kebijakan imigrasi Kanada.