Banyak orang sering kali merasa terjebak dalam hubungan yang tidak bahagia, dan bingung mengapa mereka tetap bertahan meskipun menyadari efek negatif yang ditimbulkan. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui berbagai faktor psikologis, termasuk konsep self-worth, toxic relationship, dan ketergantungan emosional.
Self-worth atau harga diri adalah pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri. Seseorang dengan tingkat self-worth yang rendah cenderung menganggap diri mereka tidak layak mendapatkan kebahagiaan atau cinta yang sejati. Dalam konteks hubungan, individu dengan self-worth yang rendah mungkin merasa bahwa mereka tidak pantas untuk mendapatkan pasangan yang lebih baik. Mereka mungkin beranggapan bahwa hubungan yang sulit adalah satu-satunya pilihan yang tersedia, bahkan jika hubungan tersebut penuh dengan konflik dan ketidakbahagiaan.
Toxic relationship atau hubungan toksik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan di mana salah satu atau kedua individu terlibat dalam perilaku yang merugikan, baik secara emosional maupun fisik. Dalam hubungan ini, pola-pola pengendalian, manipulasi, dan kekerasan emosional seringkali terjadi. Meskipun hubungan ini membawa dampak buruk pada kesehatan mental dan fisik, banyak orang tetap bertahan. Hal ini sering kali disebabkan oleh siklus pengharapan, di mana seseorang berharap bahwa pasangan mereka akan berubah atau bahwa situasi akan membaik seiring berjalannya waktu.