Pertanyaan mengapa sebagian pria tampak lebih mudah atau gampang berselingkuh adalah topik yang telah lama menjadi bahan perdebatan, baik di masyarakat maupun di kalangan ilmuwan. Jawabannya tidak pernah tunggal, melainkan sebuah jalinan kompleks antara faktor psikologis, tekanan sosial, dan, dalam beberapa teori, kecenderungan biologis. Memahami alasan-alasan ini bukanlah untuk membenarkan perilaku tersebut, melainkan untuk mendapatkan wawasan lebih dalam tentang mengapa perselingkuhan bisa terjadi.
Faktor Psikologis: Mencari Validasi dan Pengakuan
Salah satu pendorong utama di balik perselingkuhan, terutama pada pria, seringkali adalah kebutuhan akan validasi dan ego. Dalam sebuah hubungan jangka panjang, seseorang mungkin merasa kurang dihargai, tidak menarik, atau bahwa identitas mereka sebagai individu tidak lagi terlihat. Perasaan tidak aman ini dapat memicu keinginan untuk mencari konfirmasi dan pujian dari luar. Perselingkuhan, dalam konteks ini, bisa menjadi cara untuk mendapatkan "bahan bakar" bagi ego yang rapuh, mencari pengakuan eksternal yang membuat mereka merasa diinginkan dan berharga kembali. Ini bukan hanya tentang ketidakpuasan seksual, melainkan tentang pencarian pemulihan harga diri.