2. Anxious-Preoccupied Attachment (Keterikatan Cemas)
Gaya keterikatan ini sering kali muncul dari pengalaman di mana perhatian dan kasih sayang dari orang tua tidak konsisten. Anak-anak yang mengalami ini mungkin merasa tidak yakin apakah mereka layak dicintai atau apakah mereka bisa mengandalkan orang lain.
Sebagai orang dewasa, mereka cenderung merasa tidak aman dalam hubungan. Mereka seringkali merasa cemas, takut ditinggalkan, dan sangat membutuhkan validasi dari pasangannya. Mereka bisa menjadi sangat clingy atau menuntut perhatian berlebihan. Perasaan cemburu dan kecurigaan yang tidak beralasan sering muncul, dan mereka cenderung membesar-besarkan masalah kecil, yang bisa menciptakan drama dalam hubungan. Ironisnya, perilaku ini kadang justru mendorong pasangan mereka menjauh, memperkuat ketakutan mereka sendiri.
3. Avoidant-Dismissive Attachment (Keterikatan Menghindar)
Gaya keterikatan menghindar berkembang dari pengalaman masa kecil di mana anak belajar untuk mandiri secara emosional karena kebutuhan mereka diabaikan. Mereka belajar bahwa mencari kenyamanan dari orang lain tidak akan berhasil, sehingga mereka menutup diri dan membangun "tembok" emosional.
Dalam hubungan dewasa, individu dengan avoidant attachment cenderung menghargai kemandirian dan kebebasan di atas segalanya. Mereka sulit membuka diri secara emosional, menghindari keintiman yang terlalu dalam, dan merasa tidak nyaman saat pasangannya mencoba mendekat. Mereka mungkin menganggap orang lain terlalu "butuh" atau "terlalu emosional". Meskipun mereka mungkin ingin memiliki hubungan, mereka seringkali menjaga jarak dan bahkan bisa secara sengaja menyabotase hubungan jika terasa terlalu dekat. Mereka percaya bahwa mereka tidak membutuhkan orang lain untuk bahagia dan merasa nyaman sendirian.
Pengaruh Attachment Style dalam Dinamika Hubungan
Memahami gaya keterikatan sangat penting karena ini menjelaskan mengapa kita bereaksi seperti itu dalam hubungan. Seseorang dengan anxious attachment dan seseorang dengan avoidant attachment seringkali saling tertarik, menciptakan dinamika tarik ulur yang berulang. Si cemas akan terus mengejar keintiman, sementara si penghindar akan terus menarik diri. Dinamika ini bisa sangat melelahkan dan merusak, tetapi sulit dipecahkan tanpa kesadaran.