Tampang

Terlalu Memanjakan Membuat Anak Bermental Strawberry Generation

22 Nov 2024 13:35 wib. 49
0 0
Terlalu Memanjakan Membuat Anak Bermental Strawberry Generation

Menua yang memiliki kemiripan dengan buah stroberi. Buah strawberry yang asam dengan warna mencolok yang menarik perhatian menjadi gambaran generasi yang selunak seperti buah strawrut Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, strawberry generation adalah generasi mudberry. Generasi ini terlihat menarik dan memikat, namun mudah hancur saat ditekan atau dipijak.

Generasi strawberry terkenal karena mudah terbawa perasaan (baper), sehingga sangat sensitif dalam menerima kritik. Mereka cenderung tidak menerima atau bahkan alergi terhadap pendapat orang lain. Mereka merasa bahwa pendapat mereka adalah yang paling benar dan tidak mau kalah.

Karakter generasi strawberry ini cenderung menumbuhkan mental yang lemah. Mereka sulit menerima kegagalan dan kekalahan, yang pada akhirnya membuat mereka mudah putus asa dan rentan terkena stres.

Dampak dari hal ini adalah generasi strawberry kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang tidak mereka sukai. Mereka juga kesulitan menghadapi perubahan-perubahan serta masalah-masalah kehidupan yang harus dihadapi.

Banyak orangtua mungkin berpikir bahwa menjadi strawberry parents adalah upaya menjaga dan melindungi anak dari segala hal-hal buruk. Namun, pola asuh seperti ini dapat membuat anak tumbuh dengan mental strawberry.

Meski demikian, tidak semua hal negatif terdapat pada generasi strawberry. Mereka adalah generasi kreatif yang memiliki banyak ide. Namun, mereka akan kesulitan di lingkungan sosial, terutama ketika tidak disertai oleh orang tua. Mereka akan ketergantungan pada orangtua, sulit mandiri, emosional, tidak menerima perbedaan, dan mudah rentan terkena stres.

Namun, sudah saatnya untuk mulai mencegah anak memiliki mental selembek strawberry. Anak harus tumbuh menjadi pribadi yang berani, memiliki jiwa sosial tinggi, dan dapat mengendalikan diri dalam situasi apapun.

Salah satu kuncinya adalah memberikan kepercayaan kepada anak. Dengan memberikan anak kepercayaan, mereka akan menjadi pribadi yang lebih berani. Meski pada awalnya anak mungkin bersifat cengeng, mereka akan merasa mampu mengatasi hal tersebut karena mereka merasa bahwa orangtua mereka percaya akan mereka.

Dengan demikian, anak akan belajar untuk memecahkan masalahnya sendiri, mulai dari hal-hal yang sederhana. Orangtua juga harus memperkenalkan anak pada lingkungan pertemanan sebayanya, yang tidak terlepas dari kemungkinan adanya konflik.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.