Teknik ini memanfaatkan momentum. Begitu satu langkah kecil berhasil diselesaikan, otak akan melepaskan dopamin yang memicu rasa senang dan dorongan untuk melanjutkan. Tugas yang tadinya tampak menggunung jadi terasa lebih ringan dan bisa diatasi. Prinsip ini juga terkait dengan Aturan Dua Menit yang populer: jika suatu tugas bisa diselesaikan dalam dua menit atau kurang, langsung kerjakan saja, jangan ditunda. Ini mengurangi tumpukan tugas kecil yang seringkali jadi pemicu rasa kewalahan.
Memanfaatkan Batasan Waktu: Teknik Pomodoro dan Variasinya
Salah satu teman baik bagi penunda adalah pembatasan waktu yang ketat. Teknik Pomodoro adalah contoh klasik yang sangat efektif. Caranya, fokus bekerja selama 25 menit penuh tanpa gangguan, lalu istirahat 5 menit. Setelah empat siklus, ambil istirahat lebih panjang. Ini membantu otak untuk fokus dalam interval pendek dan memberikan reward berupa istirahat.
Menerapkan batasan waktu memaksa kita untuk bekerja efisien dan menghindari distraksi. Ini juga mengatasi masalah overthinking atau menunda karena merasa harus bekerja berjam-jam tanpa henti. Dengan interval pendek, tugas terasa lebih bisa diatasi. Variasi lain bisa dengan menetapkan deadline sendiri yang realistis, bahkan untuk tugas yang tidak punya deadline eksternal. Perasaan memiliki batasan waktu seringkali memicu adrenalin positif yang membuat kita jadi bergerak.
Mengenali dan Mengatasi Distraksi
Dunia modern penuh dengan distraksi, dan bagi penunda, ini adalah godaan terbesar. Mengidentifikasi dan mengatasi distraksi adalah kunci penting. Apakah itu notifikasi ponsel, media sosial, atau godaan untuk sekadar "cek email sebentar"? Begitu distraksi utama diketahui, langkah berikutnya adalah menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Ini bisa berarti mematikan notifikasi, menggunakan aplikasi pemblokir situs, atau bahkan memilih tempat kerja yang tenang dan jauh dari keramaian.