Pengalaman ini juga menunjukkan bahwa rasa toleransi tidak selalu datang dengan kata-kata, namun bisa juga dengan tindakan nyata seperti yang ditunjukkan oleh siswa SD tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela, "Toleransi dan kebebasan tidak bisa diberikan, tetapi harus dipelajari." Sikap siswa SD tersebut memberikan contoh nyata bagaimana rasa toleransi bisa dipelajari dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kisah ini juga menjadi pengingat bahwa orang tua dan pendidik memiliki peran yang sangat besar dalam menanamkan nilai-nilai toleransi pada anak-anak. Mereka perlu memberikan contoh yang baik dan mendorong anak-anak untuk menghargai perbedaan. Dengan demikian, mereka akan tumbuh sebagai individu yang memiliki rasa toleransi yang tinggi dan siap membentuk masyarakat yang lebih sejahtera.
Ternyata, rasa toleransi bisa dipraktikkan dalam tindakan sederhana sehari-hari, seperti yang ditunjukkan oleh siswa SD yang makan di bawah meja karena temannya sedang berpuasa. Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk mempraktikkan rasa toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Kisah ini merupakan contoh nyata bahwa rasa toleransi bukanlah hal yang sulit untuk dipraktikkan, namun merupakan sebuah sikap yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Seiring dengan berkembangnya tatanan kehidupan masyarakat yang multikultural, rasa toleransi menjadi kunci utama bagi terciptanya harmoni dan kerukunan antar sesama.