Sementara itu, menanggapi soal pengurangan fakultas PTN Patdono menuturkan, untuk penghematan anggaran. Selain itu untuk menambah jumlah peneliti. Karena tiap fakultas memiliki 18 jabatan. ”Dosen kalau menjabat struktural dia kehilangan kesempatan meneliti. Jadi kalau ada fakultas baru 1 berarti kita kehilangan 18 peneliti,” ungkap Patdono.
Padahal, lanjut Patdono, Kementerian Ristek dan Dikti tengah menggenjot jumlah publikasi internasional. ”Jadi, selain pertimbangan ekonomi, moratorium fakultas juga mempertimbangan jumlah peneliti,” katanya.
Dia menyebutkan, tahun 2017 Indonesia berhasil menyaingi jumlah publikasi internasional negara Thailand. Tahun depan, menurutnya harus bisa menyaingi negara Malaysia. ”Tahun 2015 jumlah publikasi kita 5.250, per 31 Oktober 2017 naik menjadi 13.700. Naik di atas Thailand yang hanya 12.200 publikasi,” jelasnya.