Mereka mungkin juga jadi tidak berani mengambil mata kuliah yang menantang atau berisiko membuat nilai anjlok, padahal mata kuliah tersebut bisa jadi sangat relevan dengan minat atau karier mereka di masa depan. Ketakutan akan kegagalan membuat mereka memilih jalan yang aman, yang pada akhirnya bisa membatasi potensi diri. IPK yang seharusnya menjadi alat untuk mengukur kemajuan, justru menjadi penghambat perkembangan pribadi.
Solusi: Memahami Esensi Sebenarnya dari Pendidikan
Untuk mengatasi momok IPK, mahasiswa perlu mengubah cara pandang mereka. Pendidikan tinggi bukan hanya tentang mengumpulkan nilai, tetapi tentang proses belajar, pengembangan diri, dan pertumbuhan pribadi. IPK seharusnya menjadi refleksi dari pemahaman materi, bukan tujuan akhir dari segalanya.
Fokuslah pada penguasaan konsep alih-alih hanya menghafal untuk ujian. Nikmati proses eksplorasi ilmu, diskusikan materi dengan teman, dan manfaatkan sumber daya yang ada di kampus. Carilah pengalaman di luar kelas, seperti magang atau proyek-proyek personal yang bisa mengasah keterampilan dan kreativitas. Pengalaman ini tidak hanya akan memperkaya resume, tetapi juga membentuk karakter yang lebih matang.