Tampang

Kenapa IPK Sering Jadi Momok Mahasiswa?

25 Agu 2025 21:32 wib. 14
0 0
Tanda Tanya
Sumber foto: Canva

Mitos IPK Sebagai Penentu Segala Hal

Di balik kecemasan ini, ada sebuah pemahaman yang keliru dan mengakar: bahwa IPK tinggi adalah satu-satunya jaminan kesuksesan di masa depan. Meskipun IPK memang penting, terutama untuk melamar pekerjaan tertentu atau melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, IPK bukanlah satu-satunya faktor penentu.

Banyak perusahaan, terutama perusahaan rintisan dan modern, mulai melihat lebih dari sekadar angka. Mereka mencari kandidat yang punya keterampilan non-akademik (soft skills) seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, memecahkan masalah, dan bekerja sama dalam tim. Pengalaman organisasi, magang, dan portofolio proyek seringkali lebih dihargai daripada sekadar IPK sempurna.

Mahasiswa yang terlalu terobsesi dengan IPK kadang mengorbankan hal-hal ini. Mereka menghabiskan seluruh waktu untuk belajar di perpustakaan, mengabaikan kesempatan untuk ikut organisasi kemahasiswaan, menjadi sukarelawan, atau membangun jaringan profesional. Padahal, pengalaman-pengalaman di luar kelas inilah yang justru membentuk pribadi yang tangguh, adaptif, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja.

Dampak Psikologis pada Kesehatan Mental

Obsesi terhadap IPK bisa berdampak serius pada kesehatan mental mahasiswa. Tekanan terus-menerus untuk mendapatkan nilai sempurna bisa memicu stres, kecemasan, bahkan depresi. Mahasiswa yang terlalu fokus pada IPK bisa mengalami sindrom impostor, di mana mereka merasa tidak pantas mendapatkan keberhasilan mereka, atau sebaliknya, mereka merasa takut gagal setiap saat.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Segudang Manfaat dari Bawang Putih
0 Suka, 0 Komentar, 23 Okt 2017
Ikan Bakar
0 Suka, 0 Komentar, 22 Mar 2024

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?