Sektor peternakan adalah bagian penting dari kehidupan dan perekonomian, menyediakan sumber pangan bagi banyak orang. Namun, di balik manfaatnya, ada satu masalah besar yang sering kali luput dari perhatian: kotoran ternak. Jika tidak ditangani dengan tepat, limbah ini bisa menjadi sumber polusi serius dan membawa dampak buruk yang luas bagi lingkungan, mulai dari pencemaran air hingga perubahan iklim. Mengabaikan pengelolaan kotoran ternak bukanlah pilihan, melainkan sebuah ancaman yang harus dihadapi.
Pencemaran Air: Ancaman bagi Ekosistem Akuatik
Salah satu bahaya paling nyata dari kotoran ternak yang tidak dikelola dengan benar adalah pencemaran air. Kotoran ini kaya akan nutrisi seperti nitrogen dan fosfor. Ketika limbah ini terbawa oleh air hujan dan masuk ke sungai, danau, atau sumber air tanah, ia memicu proses yang disebut eutrofikasi. Eutrofikasi adalah pertumbuhan alga yang sangat pesat. Alga-alga ini kemudian menutupi permukaan air, menghalangi sinar matahari masuk, dan saat mati, proses dekomposisi mereka menguras oksigen di dalam air.
Akibatnya, kehidupan di bawah air, seperti ikan dan organisme akuatik lainnya, menjadi kekurangan oksigen dan bisa mati massal. Selain itu, kotoran ternak juga bisa mengandung bakteri berbahaya seperti E. coli dan Salmonella. Keberadaan bakteri ini di sumber air minum dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pencemaran air ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat.