"Dengan perbandingan itu bisa dimengerti jika "Minang" juga turut membentuk wajah ibukota ini," tulis Tempo.
Perpindahan penduduk tersebut lantas membuat orang Minang melakukan banyak hal untuk bertahan hidup. Salah satunya memanfaatkan keahlian memasak yang dibarengi etos wirausaha, yakni membuka restoran.
Sejarawan Taufik Abdullah dalam kata pengantar di buku Dari Pemberontakan ke Integrasi (2008) membenarkan bahwa peristiwa PRRI sudah membuat orang Minang semakin tersebar dan salah satu wujud keberadaannya adalah pendirian Restoran Padang.
Tahun 1970-an, bisa dikatakan sebagai embrio kemunculan restoran Padang di berbagai daerah. Beberapa nama kini sangat terkenal. Sebut saja, seperti Pagi Sore (1970), Sederhana (1972), Garuda (1976), dan sebagainya. Kini, tak ada catatan berapa banyak restoran Padang di luar Sumatera Barat. Pastinya jumlahnya tak bisa dihitung jari.