Selain itu, akulturasi juga memengaruhi pembentukan identitas sosial. Ketika individu atau kelompok mengalami akulturasi, mereka mengalami perubahan dalam cara berpikir, nilai-nilai, dan praktik budaya. Hal ini dapat menghasilkan identitas ganda atau bahkan identitas baru yang mencerminkan pengaruh dari kedua budaya yang saling berinteraksi.
Dalam konteks globalisasi, fenomena akulturasi semakin kompleks karena interaksi antar budaya menjadi lebih intens. Hal ini memunculkan tantangan baru dalam mewujudkan integrasi sosial yang harmonis dan mendorong sosiolog untuk memahami lebih dalam tentang akulturasi serta dampaknya terhadap masyarakat.
Dalam mengkaji akulturasi, sosiolog juga perlu mempertimbangkan aspek kekuasaan dan dominasi budaya. Proses akulturasi seringkali tidak terjadi dalam kondisi yang setara antara kedua kelompok budaya. Budaya dominan cenderung mempengaruhi budaya minoritas, dan hal ini dapat mengakibatkan ketidaksetaraan dalam distribusi kekuasaan dan sumber daya.