Namun, dengan pengurangan dramatis waktu tersebut menjadi “hanya” 1 diikuti 78 nol, studi ini menggeser posisi teori Hawking ke pusat diskusi ilmiah modern. Ia bukan lagi sekadar teori eksotis yang relevan hanya untuk lubang hitam, tapi bisa menjadi dasar dalam memperkirakan akhir seluruh eksistensi kosmik.
Menuju Pemahaman Lebih Dalam tentang Radiasi Hawking
Penemuan ini menandai langkah maju dalam eksplorasi teori-teori ekstrem yang selama ini hanya bisa diuji lewat simulasi atau perhitungan matematis. Meskipun teknologi kita belum mampu mengamati secara langsung proses penguapan semacam itu pada bintang neutron atau white dwarf, para peneliti percaya bahwa dengan terus mengeksplorasi skenario ekstrem ini, suatu saat umat manusia akan dapat mengungkap misteri besar Hawking radiation dan asal mula energi dalam jagat raya.
"Studi semacam ini membantu kita memahami hukum-hukum paling dasar yang mengatur alam semesta. Dan siapa tahu, dari sini kita bisa menemukan teori fisika baru yang menyatukan relativitas dan mekanika kuantum," tambah van Suijlekom.
Studi ini telah diterima untuk dipublikasikan di Journal of Cosmology and Astroparticle Physics, dan saat ini telah tersedia dalam bentuk pra-publikasi di platform ilmiah arXiv, salah satu server terkemuka untuk makalah fisika dan kosmologi.