Selanjutnya, Desain Mode menghadapi tantangan di mana kreativitas sering kali lebih dihargai dibandingkan dengan gelar formal. Banyak desainer top tidak memiliki latar belakang akademis yang kuat, dan karier di industri ini membutuhkan pengalaman dan portofolio yang mengesankan. Oleh karena itu, calon desainer lebih baik memfokuskan diri pada pengalaman praktis dan jaringan di industri daripada hanya bergantung pada gelar.
Lulusan jurusan Filsafat juga sering kali menemukan bahwa pasar kerja tidak menawarkan banyak peluang. Meskipun keterampilan berpikir kritis dan analitis yang diperoleh sangat berharga, jalur karier yang jelas tidak selalu tersedia. Banyak yang beralih ke bidang hukum atau kebijakan publik, tetapi masih ada banyak yang bekerja di luar bidang studi mereka.
Studi Keagamaan & Teologi memberikan wawasan yang dalam, namun karier di luar akademi sering dijumpai memiliki pertumbuhan yang lambat. Profesi di bidang ini, seperti pendeta atau spesialis hubungan antaragama, sering tidak menjanjikan gaji yang tinggi, sehingga banyak lulusan harus mencari alternatif yang lebih menjanjikan.
Fotografi sebagai jurusan sering kali cenderung berdasarkan keterampilan praktis. Banyak fotografer sukses yang mengandalkan metode otodidak daripada pendidikan formal. Karena itu, lulusan yang ingin berkarier di bidang ini sebaiknya membangun portofolio yang kuat dan mencari pengalaman praktis, alih-alih bergantung pada gelar semata.
Sosiologi menawarkan pemahaman tentang perilaku sosial, tetapi lulusan kadang-kadang membutuhkan pendidikan lanjutan untuk mendapatkan gaji yang memadai. Berbagai peluang seperti analis kebijakan atau jurnalis investigatif dapat menjadi alternatif, namun banyak posisi yang memerlukan gelar lebih tinggi.
Jurusan Sastra Inggris & Penulisan Kreatif pun memiliki tantangan serupa, di mana persaingan di bidang penulisan sangat ketat. Lulusan sering kali perlu mengembangkan keterampilan tambahan dalam bidang pemasaran digital atau SEO untuk tetap relevan dan bersaing di pasar kerja.