Program tukar tambah Cybertruck ini menandai perubahan besar dari kebijakan Tesla yang sebelumnya sangat ketat. Sebelumnya, Tesla secara tegas melarang pembeli untuk menjual kembali mobil mereka dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk menjaga nilai kendaraan tetap stabil dan mencegah terjadinya spekulasi harga yang merugikan perusahaan maupun konsumen.
Namun, dengan dibukanya skema tukar tambah ini, tampaknya Tesla mulai mengendurkan kontrol terhadap pasar sekunder kendaraan mereka. Perubahan ini diduga berkaitan erat dengan meningkatnya tekanan terhadap harga kendaraan Tesla di tengah sorotan negatif terhadap Elon Musk, sang CEO.
Elon Musk, Politik, dan Dampak terhadap Citra Tesla
Beberapa analis menyebut bahwa penurunan nilai mobil Tesla juga dipengaruhi oleh faktor non-teknis, terutama keterkaitan Elon Musk dengan dunia politik. Kedekatan Musk dengan mantan Presiden AS, Donald Trump, serta berbagai pernyataan kontroversial yang ia lontarkan, dianggap memengaruhi persepsi publik terhadap Tesla. Akibatnya, tidak sedikit pemilik mobil Tesla yang merasa tidak nyaman dan bahkan memilih untuk menyembunyikan logo Tesla dari kendaraan mereka.
Laporan dari Tech Crunch menyebut bahwa hal ini berkontribusi pada merosotnya angka penjualan Tesla secara global. Merek Tesla yang dulunya identik dengan inovasi kini mulai dipandang sinis oleh sebagian masyarakat, terutama mereka yang tidak sejalan secara politik dengan Musk.
Masalah Kualitas Produksi Tak Bisa Diabaikan
Selain persoalan citra, Tesla juga menghadapi kritik tajam terkait kualitas produksi kendaraannya. Beberapa kasus telah mencuat ke publik, seperti masalah pedal gas yang tersangkut hingga aksesoris yang mudah copot. Masalah-masalah ini tentunya menambah keraguan terhadap nilai jual kembali Cybertruck dan model Tesla lainnya.