Pertanian berkelanjutan adalah konsep pertanian yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan makanan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam praktik pertanian. Berbeda dengan pertanian konvensional yang seringkali mengandalkan penggunaan pestisida, pupuk kimia, dan monoculture, pertanian berkelanjutan mempromosikan teknik pertanian yang ramah lingkungan. Dengan penerapan teknik pertanian berkelanjutan, dapat terlihat manfaat yang besar bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Salah satu teknik pertanian berkelanjutan yang banyak diterapkan adalah polikultur. Polikultur adalah praktik menanam beberapa jenis tanaman dalam satu lahan pertanian. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko gagal panen karena ketiadaan hama dan penyakit yang menargetkan tanaman tertentu. Dengan adanya berbagai jenis tanaman, pertanian menjadi lebih stabil dan efisien tanpa perlu bergantung pada pestisida kimia. Keuntungan lain dari polikultur adalah dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan cara menjaga kelestarian lingkungan pertanian dan juga memperbaiki struktur tanah.
Dalam pertanian berkelanjutan, penerapan teknik tanam tumpang sari juga menjadi salah satu kunci keberhasilan. Tanam tumpang sari mengacu pada penanaman tanaman yang memiliki periode pertumbuhan yang berbeda di lahan yang sama. Contohnya adalah menanam jagung di antara barisan tanaman kacang-kacangan. Tanaman jagung akan membantu menahan erosi tanah dan sekaligus memberikan naungan bagi tanaman kacang-kacangan di bawahnya. Dengan demikian lahan pertanian dapat dimanfaatkan secara maksimal tanpa membahayakan lingkungan.