Surabaya, Tampang.com – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberikan pujian setinggi langit terhadap inisiatif pendidikan ramah anak yang digagas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yakni Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS). Program ini dianggap mampu menjadi model nasional dalam menangani masalah kedisiplinan dan pengembangan karakter anak di Indonesia. Apresiasi tersebut disampaikan langsung oleh Ketua KPAI, Ai Maryati Solihah, saat rapat koordinasi dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di RIAS, Jalan Kalijudan Indah XV Nomor 2-4, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (28/5/2025).
Ai Maryati secara khusus mengagumi pendekatan humanis yang diterapkan dalam sistem pendidikan terintegrasi di RIAS. Menurutnya, program ini berhasil menyentuh akar permasalahan dan tidak hanya memberikan solusi sementara. “Program tersebut dapat menjadi role model untuk kota-kota lain. RIAS atau Rumah Ilmu Arek Suroboyo menjadi rumah yang sesungguhnya bagi anak-anak. Dengan demikian, penanaman kedisiplinan di sini mampu menjawab masalah hingga ke akarnya,” jelas Ai Maryati dalam siaran pers.
Lingkungan Ramah Anak dan Keterlibatan Berbagai Pihak
KPAI menilai bahwa RIAS sukses menciptakan lingkungan yang benar-benar ramah anak, berkat keterlibatan aktif berbagai pihak, termasuk dukungan dari sektor swasta. Keterlibatan ini dinilai krusial dalam mendorong pemenuhan hak pendidikan dan pengembangan diri anak-anak. Ai Maryati bahkan berkesempatan berinteraksi langsung dengan anak-anak dan melihat ruang keterpaduan yang ramah anak di RIAS. Ia mencatat bahwa banyak anak telah merasakan dampak positif dari program ini, bahkan ada yang berhasil melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. “Hal itu terwujud atas peran-peran pemerintah daerah, lalu juga ada peran swasta yang turut mendorong supaya anak memiliki karakteristik pengembangan diri dan pemenuhan haknya,” tuturnya.
Berawal dari Anak Bermasalah hingga Lahirnya "Satu Keluarga, Satu Sarjana"
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa program RIAS merupakan kelanjutan dari kepeduliannya terhadap anak-anak bermasalah sejak tahun 2022. Dari hasil pendataan, sebagian besar anak yang membutuhkan penanganan berasal dari keluarga yang tidak harmonis atau kurang kasih sayang. "Saya mengumpulkan semua data. Sebanyak 99 anak bermasalah karena orangtuanya tidak dalam kondisi baik-baik saja,” ungkap Wali Kota Eri.
Menanggapi kondisi ini, Pemkot Surabaya kemudian membentuk RIAS pada tahun 2023 dengan konsep ambisius: "Satu Keluarga, Satu Sarjana". Program ini menawarkan berbagai inisiatif, mulai dari pendampingan pendidikan, layanan psikologis, hingga dukungan dari orang tua dan masyarakat melalui program orang tua asuh. "Untuk keluarga-keluarga yang memang tidak mampu membiayai sekolah anaknya, kami mengambil alih tanggung jawab pendidikan di sekolah ini,” tambah Eri.