Isu demografi seringkali luput dari perhatian, kalah populer dibanding topik ekonomi atau politik. Padahal, perubahan struktur penduduk bisa jadi "bencana demografi" jika tidak dikelola dengan baik. Istilah ini merujuk pada kondisi di mana komposisi penduduk suatu negara mengalami ketidakseimbangan yang berpotensi menimbulkan masalah serius, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Di Indonesia, berbagai indikator menunjukkan adanya pergeseran demografi yang cepat. Pertanyaannya, apakah pergeseran ini akan menuju kondisi krisis yang semakin cepat dan meluas?
Pergeseran Struktur Penduduk yang Cepat
Indonesia saat ini berada di ambang bonus demografi, yaitu periode di mana proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar dibanding usia non-produktif. Ini adalah kesempatan emas untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi jika angkatan kerja memiliki kualitas dan lapangan pekerjaan yang memadai. Namun, di balik peluang ini, ada bayangan pergeseran yang lebih lanjut.
Laju penurunan angka kelahiran di Indonesia cukup signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Meskipun masih di atas beberapa negara maju, tren ini bersamaan dengan peningkatan harapan hidup. Artinya, populasi akan menua dengan cepat. Kelompok usia muda yang selama ini menjadi mesin penggerak, suatu saat akan masuk usia tidak produktif. Jika tidak ada persiapan matang, bonus demografi bisa berubah menjadi beban demografi, atau bahkan bencana demografi.