Untuk menambah daya tarik makanan, orang tua bisa bereksperimen dengan tekstur dan bentuk penyajian. Misalnya, menggunakan cetakan lucu atau menyajikan makanan dalam bentuk yang kreatif, seperti crepes yang diisi sayuran dan telur. Mereka juga bisa membuat variasi cocolan, seperti buah-buahan yang dicelupkan ke dalam yoghurt atau sayuran yang disajikan dengan saus kacang homemade.
“Jangan sekali-kali memaksa anak untuk makan. Sebaliknya, tawarkan pilihan yang bervariasi,” lanjutnya. Metode “sembunyikan gizi”, di mana sayuran dapat dicampurkan ke dalam makanan favorit anak, juga bisa menjadi strategi yang efektif. Contohnya, mencampurkan bayam ke dalam smoothie atau menambahkan wortel ke dalam sup ayam mereka.
Sementara itu, menjaga anak tetap terhidrasi selama puasa juga sangat penting. Pastikan anak minum cukup air putih, jus buah segar tanpa tambahan gula, atau susu. Semua ini bertujuan menjaga kesehatan dan energi anak selama menjalani ibadah puasa.
Lucy juga menganjurkan orang tua untuk melibatkan anak dalam proses menyiapkan makanan dan ikut memilih menu untuk sahur dan berbuka. Keterlibatan ini dapat memberikan motivasi lebih kepada anak untuk menyantap makanan yang telah mereka bantu persiapkan.