AI Belajar dari Budayawan dan Komunitas Lokal
Pembuatan chatbot ini tidak dilakukan secara instan. Tim pengembang bekerja sama dengan para ahli bahasa, budayawan, hingga komunitas lokal yang memahami konteks dan nilai-nilai di balik penggunaan tiap bahasa daerah. Algoritma AI mereka dilatih dengan ribuan ekspresi, logat, dan idiom khas, sehingga percakapan yang dihasilkan terasa akrab dan tidak kaku.
Menariknya, dalam beberapa percakapan, chatbot ini bahkan dapat menyisipkan petuah tradisional atau peribahasa lokal yang sesuai dengan konteks. Hal ini membuatnya bukan hanya sebagai alat bantu teknologi, tetapi juga sebagai media edukasi budaya.
Manfaat untuk UMKM dan Layanan Publik Daerah
Tidak hanya fokus pada pelestarian bahasa, chatbot AI ini juga dirancang untuk mendukung sektor ekonomi dan pelayanan publik di daerah. Melalui chatbot, masyarakat dapat bertanya tentang produk-produk UMKM, rute ke lokasi tertentu, hingga informasi tentang layanan pemerintahan lokal—semua dalam bahasa ibu mereka.
Fitur ini sangat membantu terutama di daerah yang belum memiliki literasi digital tinggi, di mana masyarakat cenderung lebih nyaman berkomunikasi dalam bahasa sehari-hari mereka.