Sebelumnya, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, mengonfirmasi bahwa anggota kepolisiannya melepaskan tembakan terhadap seorang pelajar berinisial G, yang diduga merupakan anggota kelompok geng motor remaja atau yang biasa disebut "kreak" di Semarang.
Irwan menjelaskan bahwa pada Minggu dini hari, polisi menerima laporan adanya tawuran antar kelompok "kreak" di tiga lokasi berbeda: Kecamatan Gayamsari, Semarang Utara, dan Semarang Barat. Insiden penembakan terjadi saat G terlibat tawuran di Semarang Barat, tepatnya di depan Perumahan Paramount. "Dalam kejadian ini, kami telah memeriksa 12 anak-anak yang terlibat, dan empat di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka," ujar Irwan.
Kejadian ini memberikan gambaran yang cukup mengkhawatirkan terkait keamanan di lingkungan sekitar. Masyarakat perlu menyadari pentingnya peran serta dalam mengawasi dan menghindari terlibatnya anak-anak dalam kelompok-kelompok yang berpotensi membahayakan diri mereka sendiri maupun orang lain. Selain itu, penegakan hukum juga perlu dilakukan secara transparan dan akuntabel agar kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian tetap terjaga.
Kejadian seperti ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan pendidikan mengenai masalah gangsterisme dan tawuran antarkelompok di kalangan remaja. Pendidikan mengenai konflik penyelesaian konflik tanpa kekerasan dan hukum serta keadilan perlu ditekankan dalam lingkungan sekolah dan keluarga. Kesadaran akan bahaya yang ditimbulkan oleh perilaku gangsterisme menjadi kunci utama untuk mencegah adanya korban jiwa di masa mendatang.