Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia diperkirakan akan menghadapi puncak musim kemarau pada Juli-Agustus, bahkan mungkin akan berlanjut hingga bulan September. Hal ini menjadi sinyal serius yang membutuhkan kesiapan dalam menghadapi potensi kekurangan air dan penurunan produksi pangan. Terlebih lagi, BMKG juga menyoroti ancaman kelaparan yang dapat terjadi di tahun 2050 jika tidak diantisipasi dengan baik.
Plt. Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menegaskan bahwa tingkat kekeringan di berbagai wilayah di Indonesia akan berbeda. Oleh karena itu, pemerintah perlu secara proaktif mengambil langkah-langkah antisipatif untuk memastikan ketersediaan air dan produktivitas pertanian tetap terjaga.
Untuk mendukung program pemasangan pompa, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa sekitar 20.000 pompa akan dibangun pada waktu yang akan datang. Sinergi antara pemerintah pusat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta BMKG menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan program ini. Selain itu, BMKG juga sedang melakukan modifikasi cuaca untuk mengisi waduk dan bendungan di berbagai wilayah, termasuk Jawa, Sumatera, dan Kalimantan sebagai respons cepat terhadap ancaman kemarau yang akan terjadi.