Satuan Tugas Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi di Bukittinggi, yang terletak di Provinsi Sumatera Barat, melaporkan bahwa saat terjadi letusan pada Sabtu pagi, kolom abu vulkanik yang dihasilkan tidak dapat teramati sepanjang pengamatan. Menurut keterangan Teguh, seorang petugas PGA, erupsi gunung yang berlokasi di antara Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar ini terjadi pada pukul 10.41 WIB. Meski tinggi kolom abu tidak dapat ditentukan, pantauan lainnya menunjukkan bahwa kolom abu yang berwarna kelabu dengan ketebalan cukup signifikan terlihat condong ke arah utara. Erupsi tersebut juga tercatat oleh seismometer dengan amplitudo maksimum mencapai 30,4 milimeter dan berlangsung selama sekitar 55 detik.Sebelumnya, pada Jumat dini hari (7 Maret), Gunung Marapi, yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut, juga mengalami letusan yang disertai suara dentuman yang keras. Erupsi ini tercatat dengan amplitudo maksimum 30,7 milimeter dan memiliki durasi sekitar 2 menit 4 detik. Pada saat itu, kolom abu yang dihasilkan menjelang waktu sahur tercatat mencapai tinggi 1.200 meter di atas puncak gunung dengan warna abu yang sama, yaitu kelabu, serta mengarah ke utara.Saat ini, status aktivitas vulkanik Gunung Marapi ditetapkan pada Level II (Waspada). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, termasuk permintaan kepada masyarakat, para pendaki, dan pengunjung untuk tidak memasuki atau melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari pusat erupsi, khususnya Kawah Verbeek di Gunung Marapi.Selain itu, PVMBG juga memperingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar lembah dan sepanjang aliran sungai yang bersumber dari puncak Gunung Marapi untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman banjir lahar, terutama pada saat musim hujan. Kejadian ini menekankan pentingnya pengawasan dan kewaspadaan di daerah rawan bencana, terutama bagi yang berada di sekitar wilayah vulkanik yang aktif.