Di antara fasilitas yang menjadi sasaran serangan adalah Natanz dan Fordow, yang dikenal sebagai pusat pengayaan uranium, serta sejumlah posisi militer Iran di berbagai wilayah negara tersebut. Oleh karena itu, serangan ini dapat dianggap sebagai salah satu langkah agresif yang paling signifikan dari Israel dalam beberapa tahun terakhir terhadap Iran.
Menanggapi serangan tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, melalui pidato kepada publiknya, menyebut tindakan Israel sebagai kejahatan dan memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi "nasib yang pahit dan mengerikan" akibat tindakannya. Pernyataan ini menunjukkan betapa serius dan tegas sikap Iran terhadap tindakan yang dianggap provokatif itu.
Sebagai balasan atas serangan yang dilancarkan oleh Israel, IRGC mengumumkan peluncuran Operasi True Promise III, yang ditujukan langsung kepada target-target militer di Israel. Langkah ini menunjukkan komitmen Iran untuk mempertahankan kedaulatannya dan mengimbangi serangan yang dianggapnya sebagai ancaman eksistensial.
Dalam perkembangan terkait, Kementerian Intelijen Iran menyatakan bahwa mereka telah berhasil memperoleh akses ke program-program serta dokumen rudal Israel. Menteri Intelijen Iran, Esmaeil Khatib, mengeklaim bahwa dokumen-dokumen tersebut merupakan "harta karun informasi intelijen" yang dapat memperkuat daya serang Iran. "Sebagian dari dokumen yang kami terima penting untuk memahami program militer dan rudal Israel serta dokumentasi teknis yang terkait dengan proyek-proyek ilmiah dan teknis penggunaan ganda," tambah kementerian tersebut dalam rilis resmi.